KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan Rahmat serta Hidayah kepada kita semua, sehingga berkat
karunia-NYA kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Kesalahan
Berbahasa” walaupun melalui jalan yang panjang disertai dengan berbagai macam
kesulitan, namun syukur Alhamdulillah berkat adanya usaha dan bantuan dari
teman-teman kelompok, maka kesulitan tersebut dapat diselesaikan.
Makalah ini kami susun dengan maksud
untuk memenuhi tugas makalah yang diberikan oleh Ibu Dra. Rini Mutiara Ningsih
selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia.
Dalam penyusunan makalah ini, kami
tidak lupa mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan tugas makalah ini.
Akhir kata kami mohon maaf yang sebesar-besarnya
apabila terdapat kekurangan ataupun kesalahan dalam penyusunan makalah ini,
namun kami harapkan mudah-mudahan makalah ini menjadi bermanfaat bagi
perkembangan bahasa khususnya dan ilmu pengetahuan pada umumnya.
Serang, 21 Januari 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Tujuan dan Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kesalahan Berbahasa Indonesia
2.1.1 Kesalahan
Keefektifan Kalimat
2.1.2 Kesalahan Pemilihan
Kata
2.1.3 Kesalahan karena
Tidak Lengkapnya Fungsi Kalimat
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kenyataan menunjukan bahwa orang Indonesia umumnya dan para
pelajar khususnya tergolong dwibahasawan. Bahasa Indonesia dianggap sebagai B2
bagi sebagian besar rakyat Indonesia. Pengajaran bahasa Indonesia dimulai sejak
taman kanak-kanak, ini berarti bahwa pembinaan bahasa telah dimulai sejak dini.
Namun ternyata masih banyak kesalahan dan persoalan dalam bahasa Indonesia.
Persoalan kebahasaan yang dihadapi dalam pengajaran bahasa
Indonesia ialah adanya pengaruh B1 (bahasa daerah atau bahasa ibu) terhadap B2
(bahasa Indonesia atau bahasa yang dipelajari). Pengaruh itu ada yang berkaitan
dengan tata bunyi, tata bentuk kata, dan ada pula yang berhubungan dengan tata
kalimat.
Ada dua jenis kesalahan berbahasa yakni; (1) Kesalahan
terbuka dan (2) Kesalahan tertutup. Kesalahan terbuka adalah kesalahan
berbahasa pada tingkat ketatabahasaan yang terlihat dalam kalimat-kalimat yang
dihasilkan pelajar. Kesalahan tertutup merupakan kesalahan yang tersembunyi di
balik kalimat yang tersusun secara benar menurut tata bahasa; secara benar
menurut kaidah ketatabahasaan tetapi tidak benar dari sudut semantiknya. Lebih
lanjut dikatakan bahwa kesalahan-kesalahan terjadi karena adanya
kesulitan dari pembelajar mempunyai arti yang penting bagi peneliti yaitu
mereka dapat bukti tentang cara bahasa itu dipelajari terlebih dapat diketahui
strategi atau metode yang tepat untuk pembelajarannya (Soenardji, 1989:
143-144).
1.2
Rumusan Masalah
Bertitik
tolak dari latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan suatu
permasalahan, yaitu :
1.
Apakah yang menyebabkan seseorang sering melakukan kesalahan dalam berbicara.
2.
Bagaimakah langkah-langkah menjadi komunikator yang berhasil..
3.
Mengapa seorang komunikator harus mengusai beberapa hal sebulum berbicara.
1.3
Batasan Masalah
Pada pembahasan makalah ini, kami membatasi permasalahan “pada kesalahan-kesalahan berbahasa, hal
yang harus dihindari oleh pendengar, dan hal yang harus dikuasai oleh
komunikator”, Kami membatasinya demi kejelasan dan adanya spesifikasi sehingga
pembahasannya dapat jelas dan akurat.
Adapun ruang lingkup pada makalah ini adalah berkaitan
dengan seorang pelajar bahasa Indonesia, yang meliputi kesalahan-kesalahan
berbahasa, hal yang harus dihindari oleh pendengar, dan hal yang harus dikuasai
oleh komunikator.
1.4
Tujuan dan Manfaat
Setiap tindakan seharusnya disertai
dengan tujua, demikian juga dengan makalah ini, adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah :
1. Untuk menjelaskan apa penyebab
seseorang sering melakukan kesalahan dalam berbicara.
2. Menjelaskan langkah-langkah menjadi
komunikator yang berhasil.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Kesalahan Berbahasa Indonesia
2.1.1 Kesalahan Keefektifan Kalimat
Kalimat-kalimat yang dibuat pelajar tidak efektif karena
tidak adanya kesatuan informasi/arti dan bentuk. Kalimat yang dibuat mengandung
lebih dari satu kesatuan informasi sehingga sering menimbulkan kerancuan dan
ketidaktepatan arti. Bahkan, ada banyak
pernyataan yang hanya berisi jajaran kata-kata saja tanpa arti yang jelas
sehingga tidak membentuk sebuah kalimat yang utuh dari segi bentuk dan
maknanya.
Contoh-contoh
kesalahan keefektifan kalimat:
·
Sering
keluarga yang dari daerah pedalaman tinggal di luar kota lama dan banyak adalah
petani.
·
Setelah
itu, kendi adalah sedia untuk membakar dengan teknik ada primitiv sekali.
Alternatif
pembenarannya:
·
Keluarga
dari daerah pedalaman, yang sebagaian besar adalah petani, sering tinggal di luar kota untuk waktu yang
lama.
·
Setelah
itu, kendi tersebut siap untuk dibakar dengan teknik tradisional.
2.1.2 Kesalahan Pemilihan Kata
Sebuah kata mengemban peran yang penting dalam sebuah
kalimat/tuturan karena arti atau makna
sebuah kalimat dapat dibangun dengan pemilihan kata yang tepat. Apabila terjadi
kesalahan pemilihan kata, maka akan terjadi pergeseran arti/makna kalimat, tidak
sebagaimana diinginkan oleh penulisnya.
Contoh kesalahan pemilihan kata:
·
Situasi
ini pusing untuk anak-anak dan bisa sangat mempengaruhi mereka.
·
Adalah
banyak penjual dan pembeli dalam pasar.
Alternatif pembenarannya:
·
Situasi
ini membingungkan anak-anak dan sangat
mempengaruhi mereka.
·
Ada
banyak penjual dan pembeli di dalam pasar itu.
2.1.3 Kesalahan karena Tidak Lengkapnya Fungsi
Kalimat
Kesalahan-kesalahan ini berupa ketidaklengkapan fungsi
kalimat yang meliputi tidak adanya subjek, predikat yang tidak jelas, dan
penghilangan objek pada predikat
berverba transitif.
Contoh kesalahan karena tidak bersubjek:
·
Untuk
saya mengerti bagaimana mahasiswa-mahasiswa tentang pendidikan Indonesia dan
khususnya pengajaran Bahasa Inggris.
·
Menurut
orang wawancara di Indonesia ada yang bermacam-macam didapatkan daerah ke
daerah.
Alternatif pembenarannya:
·
Saya
mengerti pendapat para mahasiswa tentang pendidikan di Indonesia, khususnya
sistem pengajaran Bahasa Inggris.
·
Menurut
orang yang saya wawancarai, Indonesia mempunyai bermacam-macam kesenian yang berbeda
disetiap daerah.
Contoh kesalahan
karena predikat kalimat yang tidak jelas:
·
Lebih
dari itu, Aromatheraphy ini untuk ketegangan dan kesantaian, ini lebih baik
membakar minyak di dalam kamar.
·
Dulu
sebagian besar guru di Tim-tim dari pulau-pulau di Indonesia, tetapi sekarang
mereka pergi dari Tim-Tim dan tidak cukup guru untuk sekolah di sana.
Alternatif pembenarannya:
·
Lebih
dari itu, Aromatheraphy ini berfungsi untuk menghilangkan ketegangan dan
menciptakan rasa santai. Ini dilakukan dengan membakar minyak wangi di dalam kamar.
·
Dulu,
sebagian besar guru di Tim-Tim berasal dari berbagai pulau di Indonesia, tetapi
sekarang mereka meninggalkan Tim-Tim sehingga tidak ada cukup banyak guru untuk
sekolah-sekolah di sana.
3.1 Kesimpulan
Mereka yang mengira bahasa
Indonesia adalah bahasa yang mudah, akan segera menyadari betapa rumitnya jika
mereka berusaha dengan sungguh-sungguhmempelajari sastra dan bentuk tulisan
lainnya. Salah satu hambatan bagi orang asing yang ingin belajar bahasa
Indonesia adalah luasnya kosakata. Kenyataan bahwa bahasa ini memiliki 20 ribu
kata serapan dari berbagai bahasa bias mengarah pada kesimpulan yang salah,
seolah-olah bahasa Indonesia adalah bahasa yang relatif miskin dengan kosakata
asli yang agak terbatas.
Kenyataan menunjukan bahwa orang Indonesia umumnya dan para
pelajar khususnya tergolong dwibahasawan. Bahasa Indonesia dianggap sebagai B2
bagi sebagian besar rakyat Indonesia. Pengajaran bahasa Indonesia dimulai sejak
taman kanak-kanak, ini berarti bahwa pembinaan bahasa telah dimulai sejak dini.
Namun ternyata masih banyak kesalahan dan persoalan dalam bahasa Indonesia.
Persoalan kebahasaan yang dihadapi dalam pengajaran bahasa
Indonesia ialah adanya pengaruh B1 (bahasa daerah atau bahasa ibu) terhadap B2
(bahasa Indonesia atau bahasa yang dipelajari). Pengaruh itu ada yang berkaitan
dengan tata bunyi, tata bentuk kata, dan ada pula yang berhubungan dengan tata
kalimat.
Seorang komunikator untuk mendapatkan hasil yang maksimal
harus menguasai hal-halyang bias mendukung penampilannya. Dalam melakukan
komunikasi, kita biasa menjadi pembicara ataupun pendengar. Untuk menjadi
pendengar yang baik sehingga kegiatan bias berjalan lancar, kita harus
menghindari hal-hal yang tidak perlu.
DAFTAR
PUSTAKA
Badudu, J.S. 1983. Inilah
Bahasa Indonesia Yang Benar. Jakarta: Gramedia.
M. Moeliono, Anton. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Suyono, Dendi. 1989. Berbahasa
Indonesia Dengan Benar. Jakarta: Prias
Tidak ada komentar:
Posting Komentar